Sabtu, 09 Oktober 2010

Menguap

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin, hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’). Dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)


Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah. Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.

Dan ilmiah pun membuktikan bahwa menguap itu tidak baik. Ternyata menguap itu sinyal dari tubuh mulai dari yang biasa hingga masalah serius. Seperti dikatakan Joan Liebmann-Smith Ph.D dan Jacqueline Nardi Egan yang dikutip dari tulisannya Body Sign, How to Be Your Own Diagnostic Detective, Selasa (25/8/2009) orang-orang menguap untuk berbagai macam alasan, tapi menguap juga tidak selalu berarti mengantuk.

Ilmuwan percaya menguap dapat membantu seseorang menjadi lebih waspada untuk segera memasukkan oksigen ke otak. Karena menguap adalah salah satu tanda jumlah oksigen di dalam otak sedang menurun yang bisa membuat seseorang sulit konsentrasi. Tekanan darah rendah membuat kurangnya darah yang dipompa dari jantung dan jika darah yang dipompa oleh jantung semakin sedikit maka semakin rendah tekanan darahnya. Akibatnya jantung atau otak kekurangan pasokan oksigen dalam darah sehingga membuat seseorang sering menguap, pusing dan lelah.

Sedangkan jika kekurangan oksigen, maka itu pertanda bahwa manusia jarang bersujud. Mengapa? Karena dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.

Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan

Oleh karena itu, Rasulullah SAW menghimbau untuk menahan kita sekuat tenaga untuk menguap. Jika seseorang ingin menguap, maka hendaklah dia menahannya sebisa mungkin, atau dengan menutup jalan terbukanya mulut dengan menggunakan tangannya. Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.

Hal ini sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menguap adalah dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sedapat mungkin.” (HR Muslim).

Berjalan di Depan Orang Shalat, Bolehkah??

"Lebih baik menunggu hingga 100 tahun daripada melintas di depan orang shalat ".


Shalat adalah perintah Allah SWT yang telah ditetapkan dalam kitab-Nya, Alquran. Setiap umat Islam, baik laki-laki atau pun perempuan, wajib melaksanakannya. Mereka yang tidak mengerjakan perintah Allah itu, berarti dia termasuk orang yang telah membangkang perintah Sang Pencipta. "Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS An-Nisa [4] 1031.

Dalam beberapa keterangan hadis

Nabi SAW, orang yang suka meninggalkan shalat atau sengaja enggan melaksanakannya, mereka bisa disebut dengan kafir. Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda "Yang membedakan Muslim dengan kafir adalah meninggalkan shalat." (HR Ahmad, Muslim dan Ashabus Sunan, kecuali An-Nasail.

Dari Buraidah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Janji setia di antara kami dengan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkan shalat maka dia adalah kafir." (HR Ahmad dan Ashabus Sunanl.

"Barangsiapa meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja, maka ia telah terlepas dari tanggung jawab Allah." (HR Ahmad dari Muadz biii Jabal).

Bahkan, dalam Alquran disebutkan, mereka yang melalaikan shalat, adalah pendusta agama. Lihat QS Al-Maun ayat 4-5. Orang yang shalat saja, bisa disebut sebagai pendustaagama, apalagi mereka yang mening-galkannya dengan sengaja.

Lalu bagaimana hukumnya dengan orang yang sengaja lewat di depan mereka yang sedang mendirikan shalat?
Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam Fiqh an-Nisaa menyebutkan, tidak boleh seorang Muslim, baik laki-laki maupun perempuan berjalan di hadapan orang yang sedang mendirikan shalat, kecuali jika ada atau terdapat sutrah (pemisah) di antaranya. Namun demikian, tidak diperkenankan berjalan di balik sutrah itu.

Rasul SAW juga mengecam orang yang suka berlalu lalang di hadapan orang yang sedang mendirikan shalat. Sebab, pada hakikatnya, orang yang shalat itu sedang berhadapan dengan Allah SWT. .

"Lebih baik salah seorang di antara kalian berdiri seratus tahun daripada berjalan di hadapan saudaranya yang sedang shalat." (HR Muslim)

Karena itu, apabila ada orang yang hendak lewat di hadapan mereka yang sedang shalat, sebaiknya dia mencegahnya. Tak hanya bagi orang dewasa, kata Syekh Kamil, tetapi juga bagi orang anak-anak ataupun hewan. "Dia harus mencegahnya," tegasnya.

Anak kecil, kendati bebas dari hukum, namun setiap orangtua berkewajiban untuk mendidiknya agar tidak lewat di hadapan orang yang shalat.

Dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, berkata, "Nabi SAW pernah mengerjakan shalat menghadap ke dinding sebagai arah kiblat, sedang kami berada di belakangnya. Lalu datang seekor hewan berjalan di hadapan beliau. Beliau berusaha untuk mengusirnya sampai menempelkan perutnya ke dinding dan hewan itu berjalan di belakangnya." |HR Ahmad).

Berjalan di hadapan orang yang sedang mengerjakan shalat, juga akan mengurangi nilai shalatnya. Apabila tidak memungkinkan baginya untuk mencegah orang yang lewat di depannya, maka shalatnya tetap sempurna.

Sementara itu, Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh as-Sunnah menjelaskan, haram hukumnya seorang berdiri atau melintas di depan orang yangsedang shalat. Bahkan, kata Sayyid Sabiq, ada yang menyatakan perbuatan tersebut sebagai dosa besar.

Dari Busr bin Said, dia berkata. Zaid bin Khalid pernah diutus menghadap Abu Juhaim untuk menanyakan tentang apa yang didengarnya dan Rasulullah SAW berkaitan dengan hukum nmelintas di depan orang yang sedang shalat.

Abu Juhaim menjelaskan bahwa Rasul SAW bersabda, "Seandainya orang yang melintas di depan orang yang sedang shalat mengetahui apa (dosa) yang ditanggungnya (lantaran melintasi itu), niscaya dia berdiri (atau behenti untuk menunggui selama empat puluh (hari atau bulan atau tahun, Busr kelupaan), lebih baik baginya daripada berjalan di depan orang yang sedang mengerjakan shalat." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Nasai. Ibnu Majah, dan Abu Daud).

Sementara itu, yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid oleh Bazzar dengan sanad yang sahih, maksud 40 dalam hadis diatas adalah musim gugur Itahun).

Tirai pembatas

Karena itu, setiap umat Islam yang akan mendirikan shalat, hendaknya memasang garis pemisah atau tirai, orang tidak lewat dihadapannya. Tirai ini bisa dengan dinding, bisa pula dengan balas tempat sujud atau yang umum di Indonesia adalah sajadah.

Dan jika sudah ada pembatas, namun masih juga di lewati, dia harus mencegahnya. Para ulama memberikan petunjuk cara mencegah orang lewat di depannya. Yakni dengan men-julurkan salah satu tangannya ke depan sebagai tanda agar orang tidak boleh lewat di depannya. Atau dengan maju ke depan supaya tidak dilewati, atau dengan mendorong lehernya.

"Jika salah seorang di antara kalian shalat dengan memasang tirai yang menjadi pembatas agar orang lain tidak melintas di depannya, kemudian ada orang yang tetap molin tasinya, hendaknya dia mencegahnya. Jika dia enggan dan tetap bermaksud melintasinya, maka bunuhlah dia. Sebab, sebenarnya orang itu adalah setan." IHR Bukhari dan Muslim dari Abu Said al-Khudri RAI. Wallahu A tam. m ad; heri ruslan

TIMER MANUAL

SPESIFIKASI

TIMER MANUAL
Harga : Rp. 300.000,-
(Belum Termasuk Ongkos Kirim)

Timer manual  untuk mengatur on / off suatu peralatan yang  menggunakan arus ACCU ( DC ) 12 Volt

Sangat baik diaplikasikan untuk mesin walet, sebagai alat mengatur operasi suara panggil walet
Waktu bisa disetting dalam sesuai keperluan yang dibutuhkan

TIMER DIGITAL (AC)

SPESIFIKASI

TIMER DIGITAL (AC) 
Harga : Rp. 130.000,-
(Belum Termasuk Ongkos Kirim)
  • Timer digital untuk mengatur on / off suatu peralatan yang  menggunakan arus LISTRIK ( AC )
  • Cara pakai dengan langsung mencolok timer ke penghubung listrik
  • Waktu bisa disetting dalam 8 program waktu


TIMER DIGITAL (DC)

SPESIFIKASI

TIMER DIGITAL (DC)
Harga : Rp. 200.000,-
(Belum Termasuk Ongkos Kirim)

Timer digital untuk mengatur on / off suatu peralatan yang  menggunakan arus ACCU ( DC ) 12 Volt

Sangat baik diaplikasikan untuk mesin wallet, sebagai alat mengatur operasi suara panggil walet
Waktu bisa disetting dalam 8 program waktu

 
ogspot.com